Meski Ada Kemiripan, Ini Perbedaan Hope dan Wish

Meski Ada Kemiripan, Ini Perbedaan Hope dan Wish

Memahami perbedaan hope dan wish dalam bahasa Inggris sangat penting untuk komunikasi yang efektif. “Hope” dan “wish” memiliki beberapa kesamaan penting yang membuat keduanya integral dalam mengekspresikan keinginan dalam bahasa Inggris.

Hope dan wish menunjukkan keinginan untuk hasil atau situasi tertentu. Selain itu, kedua istilah ini mencerminkan keadaan emosional. Hope maupun wish dapat mengekspresikan perasaan optimisme atau harapan, yang menghubungkan pembicara dengan keinginan.

Kata Hope

Kamu dapat menggunakan “hope” untuk membicarakan hal-hal di masa kini atau masa depan, tetapi memiliki kemungkinan benar-benar terjadi. Untuk membuat kalimat “hope”, gunakan rumus berikut: 

‘(that) + clause’ setelah “hope” atau ‘to + infinitive’. 

Berikut adalah contoh penggunaan kata hope dalam Bahasa Inggris:

  • We hope that you enjoy your vacation.
  • I hope that he finished the project on time.
  • I hope to join the meeting later.
  • I hope to visit my grandparents this weekend.

Kami juga bisa menggunakan kata hope untuk menjawab suatu hal dengan singkat, seperti “I hope so” dan “I hope not.”

Hope dalam Bentuk “Present”

Hope juga dapat digunakan dalam bentuk present simple (terutama untuk kata kerja statif) atau present continuous, seperti contoh berikut:

  • I hope (that) it’s not raining in your city.
  • I hope (that) he’s feeling better today.

Hope dalam Bentuk “Future”

Atau, kamu bisa menggunakan hope menggunakan present simple atau future simple. Penggunaan hope dengan future simple memang jarang terjadi, seperti contoh berikut:

  • I hope that they join us for dinner tonight.  
  • I hope that they’ll attend the concert next week.

Penggunaan hope juga dapat disandingkan dengan kata “can” untuk masa depan, seperti contoh:

  • I hope you can join us for the picnic this weekend.

Kamu juga dapat menggunakan ‘to + infinitive’ dengan ‘hope’ untuk masa depan. Ketika menggunakan ‘to + infinitive’, subjeknya sama dengan subjek “hope”.

  • I hope to attend the conference next month. (= I hope I can attend the conference next month.)
  • I hope to learn a new language this year.

Hope dalam Bentuk “Past”

Kamu juga dapat menggunakan “hope” untuk membicarakan masa lalu ketika kamu berpikir bahwa itu mungkin terjadi.

Kamu dapat menggunakan “hope” untuk masa lalu ketika sesuatu terjadi dan sudah selesai, tetapi tidak tahu apa hasilnya. Misalnya, jika kamu telah mengikuti ujian, tetapi tidak tahu apakah lulus atau tidak. Kamu juga dapat menggunakan “hope” dalam present tense, karena sesuatu yang kamu harapkan sekarang, tetapi yang kamu pikirkan berada di masa lalu.

Gunakan past tenses dan present perfect dengan cara normal (jika sesuatu memiliki efek pada masa kini, kami menggunakan present perfect dan seterusnya).

  • I hope she completed the assignment.  
  • I hope Michael didn’t forget his wallet.  
  • I hope Sarah found her phone.

Kamu dapat menggunakan “hope” untuk masa lalu ketika mengetahui hasil atau outcome-nya. Misalnya, jika teman kamu telah mengikuti ujian dan gagal dan kamu tahu jika dia telah gagal. Gunakan “hope” dalam bentuk past tense, karena kamu tidak lagi berharap untuk peristiwa atau hal tersebut. Gunakan kata “hope” untuk memberitahu seseorang tentang bagaimana perasaan kamu di masa lalu.

  • I hoped you would join us for dinner. (Tapi kamu tidak bisa datang).
  • I hoped I’d hear back from the job interview. (Tapi saya tidak mendapat kabar).

Sangat umum menggunakan “hope” dalam past continuous dan dalam past perfect seperti contoh berikut:

  • I was hoping you would attend the event.  
  • I had hoped she would visit us this summer. 

Penggunaan ini sangat cocok dengan third conditional.

  • I was hoping to finish the project on time, and I would have completed it if I had started earlier.
  • I was hoping to travel abroad this year, and I would have gone if my plans hadn’t changed.

Hope dalam Bentuk ‘future in the past’

Kadang-kadang kamu dapat menggunakan “hope” untuk ‘future in the past’, seperti contoh berikut: “I hope my daughter will succeed in her career.” Ketika kamu membicarakan kata tersebut dari masa kini, gunakan ‘would’. Kamu tidak tahu apakah puteri kamu sebenarnya sudah sukses dalam berkarir atau tidak dari kalimat tersebut, seperti berikut: I always hoped that my daughter would succeed in her career.

Penggunaan “hope” juga dapat berlaku untuk hal negatif dan tidak perlu hari terjadi. Berikut adalah contoh penggunaan hope dalam konteks berikut: “I hope you get stuck in traffic and miss your flight!”

Kata Wish 

Gunakan “wish” untuk membicarakan sesuatu yang kamu harapkan, tetapi berbeda di masa kini atau masa depan. Gunakan untuk hal-hal yang mustahil atau sangat tidak mungkin terjadi.

  • I wish that I could travel the world. (Saya tidak bisa bepergian ke seluruh dunia, tetapi itu sangat menyenangkan!)
  • I wish that it would stop raining. (Hujan memang belum berhenti, sayangnya.)
  • I wish that we had more time for vacation. (Kita memang tidak punya banyak waktu untuk liburan, sayangnya.)
  • I wish that she would come to the party. (Dia memang tidak bisa datang ke pesta, sayangnya.)

Dalam penulisan formal, akan lebih tepat menggunakan “were” daripada “was” setelah “wish”. Contoh: I wish I were taller atau I wish I was taller.

Kamu juga dapat menggunakan “wish” dengan “could” untuk membicarakan hal-hal di masa kini atau masa depan yang kamu harapkan berbeda. Dalam konteks ini, “could” adalah bentuk lampau dari “can”, seperti contoh berikut:

  • I wish that I could play the guitar. (Sayangnya, saya tidak bisa bermain gitar.)
  • I wish that I could visit my family more often. (Saya jarang bisa mengunjungi keluarga, sayangnya.)
  • I wish that we could take a long vacation together. (Sayangnya, kita tidak punya waktu untuk itu.)
  • I wish that Sarah could join us for dinner. (Sarah sedang sakit, jadi dia tidak bisa bergabung.)

Gunakan “would” dengan “wish” untuk menyatakan keinginan agar orang lain mengubah perilakunya. Konteks ini juga berguna ketika kamu berharap cuaca berubah.

  • I wish that my friend wouldn’t complain all the time! (Dia memang sering mengeluh dan saya tidak suka. Saya ingin dia berhenti melakukannya!)
  • I wish that my brother wouldn’t leave his clothes everywhere! (Dia sering meninggalkan pakaian sembarangan dan itu mengganggu saya. Saya ingin dia lebih rapi!)
  • I wish that the kids wouldn’t make so much noise! (Mereka memang berisik dan saya tidak suka. Saya ingin mereka lebih tenang!)
  • I wish that my coworker wouldn’t interrupt me during meetings! (Dia sering mengganggu pembicaraan saya dan saya tidak suka. Saya ingin dia lebih menghargai saat saya berbicara!)

Fungsi “wish” lainnya adalah dengan menggunakan pola past perfect. Tujuannya untuk membicarakan penyesalan mengenai masa lalu, seperti conditional ketiga.

  • I wish that I had saved more money for my trip. (Saya tidak menabung cukup untuk perjalanan saya, dan sekarang saya menyesal.)
  • I wish that I hadn’t forgotten my friend’s birthday! (Tetapi saya memang lupa, dan sekarang saya merasa sangat buruk.)
  • I wish that I had taken that job offer. (Saya tidak mengambil tawaran pekerjaan itu, dan sekarang saya menyesal.)
  • I wish that we had gone to the concert last night. (Tetapi sayangnya, kita tidak pergi, dan sekarang saya merasa kehilangan.)

Kamu juga dapat menggunakan “wish” dengan infinitive untuk berarti “would like.” Kalimat dengan pola seperti ini bernuansa sangat formal, seperti contoh:

  • I wish to join the meeting. (sama seperti “I would like to join the meeting.”)
  • I wish to learn more about the project. (sama seperti “I would like to learn more about the project.”
  •  I wish to finish my work early. (Ini berarti sama dengan “I would like to finish my work early.”)
  • I wish to see that movie. (sama seperti  “I would like to see that movie.”)

Dengan cara yang sama, kamu juga bisa menggunakan “wish” dengan objek dan infinitive, seperti contoh berikut:

  • I do not wish anyone to interfere with my plans.
  • I wish the noise to stop immediately.
  • I do not wish you to worry about my situation.
  • I wish him to understand my point of view.

Jika kamu menggunakan kata Wish yang diikuti dengan seseorang atau subjek tertentu, sangat berguna dalam kalimat frasa tetap, seperti contoh:

  •  I wished her success in her new job.
  • We wished them a safe journey.
  • She wished me a speedy recovery.
  • He wished his friend good luck on the exam.

Mempelajari tentang “wish” penting untuk mengekspresikan keinginan, penyesalan, dan situasi hipotetis. Pemahaman ini membantu kamu dalam menyampaikan hal-hal yang ingin kamu ubah dari kenyataan. Menggunakan “wish” dengan benar memungkinkan kamu untuk mengungkapkan emosi, seperti kekecewaan atau harapan untuk perubahan.

Perbedaan dari Ucapan Wish dan Hope 

Selanjutnya, kamu perlu memahami tentang perbedaan hope dan wish. “hope” menyatakan sesuatu yang kamu yakini sebagai hal yang mungkin terjadi. Sebaliknya, “wish” menyatakan sesuatu yang kamu yakini hal tersebut tidak mungkin terjadi saat ini.

Arti Dasar 

“Hope” artinya “berharap”, digunakan untuk menyatakan keinginan sesuatu yang mungkin atau berpeluang terjadi di masa sekarang atau masa depan. Kata ini mencerminkan optimisme atau keyakinan bahwa hasil yang diinginkan bisa terjadi. (Contohnya, “I hope it doesn’t rain tomorrow.”)

“Wish” juga bermakna “berharap” namun untuk menyatakan keinginan akan sesuatu yang tidak mungkin atau sulit terjadi. Sehingga, penggunaannya lebih pada situasi hipotesis atau penyesalan. Kata ini sering digunakan untuk hal-hal yang maknanya jauh dari kenyataan. (Contohnya, “I wish I could fly.”)

Tenses yang Digunakan 

Perbedaan antara hope dan wish dalam bahasa Inggris dapat dilihat dari tenses yang digunakan. Hope biasanya digunakan dalam situasi yang mungkin terjadi di masa kini atau masa depan.  

Tenses yang sering dipakai adalah present simple atau future simple. Contohnya, “I hope she comes to the party” menggunakan present simple untuk mengekspresikan harapan yang masih mungkin terjadi di masa depan. Hope juga bisa menggunakan to + infinitive seperti “I hope to see you soon,” di mana harapannya masih realistis.

Sebaliknya, wish digunakan untuk situasi yang tidak mungkin terjadi, biasanya dalam konteks hipotetis atau penyesalan. Wish sering dipasangkan dengan past tenses untuk menyatakan hal yang diharapkan berbeda dari kenyataan. 

Misalnya, “I wish I had studied harder” menggunakan past perfect untuk mengekspresikan penyesalan di masa lalu. Wish juga digunakan dengan modal verbs seperti would untuk mengungkapkan keinginan agar orang lain mengubah perilakunya, seperti dalam “I wish you would stop smoking.”

Penggunaan Konteks yang Berbeda

Kata “hope” digunakan ketika seseorang memiliki keyakinan atau optimisme bahwa suatu kejadian atau hasil yang diinginkan masih mungkin terjadi di masa kini atau masa depan. 

Ketika kamu berharap sesuatu yang positif atau dapat terjadi, kamu menggunakan “hope” dengan keyakinan bahwa hasil yang diinginkan memiliki peluang untuk menjadi kenyataan. Penggunaan kata ini mencerminkan harapan yang realistis, seperti dalam kalimat, “I hope you pass the exam” (Saya berharap kamu lulus ujian).

Sebaliknya, “wish” digunakan untuk mengungkapkan keinginan terhadap sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau yang sudah berlalu dan tidak bisa diubah. Kata ini seringkali digunakan dalam situasi hipotetis atau penyesalan, di mana keinginan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan saat ini.

Pada kalimat “I wish I could travel the world” (Saya berharap bisa bepergian ke seluruh dunia), menunjukkan bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan saat ini. Jadi, “wish” lebih sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan penyesalan atau keinginan yang sulit terwujud.

Suasana Emosional 

Penggunaan “hope” biasanya mencerminkan suasana emosional yang optimis dan penuh harapan terhadap sesuatu yang dianggap mungkin terjadi. Saat menggunakan “hope,” kamu percaya bahwa hasil yang diinginkan masih bisa tercapai, baik di masa kini maupun di masa depan.  Misalnya, “I hope that it doesn’t rain tomorrow,” kamu tidak turun hujan esok hari dan kondisi ini mungkin terwujud.

Penggunaan “wish” lebih mencerminkan emosi penyesalan atau ketidakpuasan terhadap situasi yang tidak mungkin berubah saat ini. Saat menggunakan “wish,” kamu mengekspresikan keinginan akan sesuatu yang tidak realistis atau sulit terwujud. Sebagai contoh, dalam kalimat “I wish I could fly,” pembicara mengungkapkan keinginan yang tidak mungkin terwujud.

Apakah bisa menggunakan wish dan hope dalam satu kalimat?

Bisa menggunakan “wish” dan “hope” dalam satu kalimat, namun keduanya harus diterapkan dengan konteks yang tepat sesuai makna masing-masing. “Hope” digunakan untuk menyatakan harapan akan sesuatu yang mungkin terjadi, sedangkan “wish” digunakan untuk situasi yang tidak mungkin terjadi atau yang berlawanan dengan kenyataan saat ini. 

Contohnya, dalam kalimat: “I hope it doesn’t rain tomorrow, but I wish I had brought an umbrella today.” Di sini, “hope” menunjukkan harapan untuk masa depan yang mungkin terjadi, sementara “wish” mengungkapkan penyesalan untuk hal yang tidak bisa diubah di masa sekarang atau masa lalu.

Penggunaan “wish” dan “hope” dalam satu kalimat sering kali menunjukkan perbedaan antara harapan dan kenyataan. “Hope” membawa makna optimisme, sedangkan “wish” sering kali mengandung rasa penyesalan atau ketidakpuasan terhadap keadaan saat ini. 

Contoh lainnya adalah: “I hope I will pass the exam, but I wish I had studied harder.” Kalimat ini menunjukkan bahwa seseorang masih optimis akan hasil ujian (hope), namun menyesali usaha yang kurang di masa lalu (wish).

Apakah wish selalu menunjukkan penyesalan?

Kata “wish” dalam bahasa Inggris sering kali digunakan untuk mengekspresikan keinginan yang tidak mungkin atau sulit terwujud. Meskipun banyak penggunaan “wish” berhubungan dengan penyesalan, tidak semua kalimat dengan “wish” mencerminkan penyesalan. 

“Wish” dapat digunakan untuk menyatakan keinginan akan situasi hipotesis, seperti dalam kalimat “I wish that I could travel the world,” yang mengekspresikan keinginan untuk menjelajahi dunia, meskipun tidak terkait dengan penyesalan saat ini.

Namun, “wish” juga sering digunakan dalam konteks penyesalan mengenai masa lalu, seperti “I wish I had studied harder in school.” Dalam hal ini, “wish” mencerminkan perasaan menyesal atas tindakan yang tidak dilakukan di masa lalu.

Jadi, meskipun “wish” dapat menunjukkan keinginan dan harapan untuk perubahan, penggunaan “wish” dalam konteks penyesalan sangat umum dan relevan, terutama ketika berbicara tentang pengalaman yang tidak dapat diubah.

Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggrismu di ICAN English 

Ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan menguasai nuansa seperti “hope” dan “wish”? Bergabunglah dengan ICAN English! Ikuti berbagai program pembelajaran yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan personal, mulai dari kursus online hingga kelas tatap muka yang interaktif.

Dapatkan pengalaman belajar menyenangkan dan efektif bersama pengajar berpengalaman. Daftar sekarang dan raih impian dengan bergabung di kelas General English, English for Business, IELTS Class, dan masih banyak lainnya!

Program Cicilan Bank Permata
Program Cicilan Bank BCA
Cicilan-0%-Permata
Cicilan-0%-BCA

Form Konsultasi

Lengkapi Formulir berikut untuk memulai Konsultasi Gratis dengan tim ICAN English.

Form Konsultasi - Artikel