Lebih Susah Mana, IELTS atau TOEFL?

Lebih Susah Mana, IELTS atau TOEFL?

IELTS dan TOEFL susah mana? Mungkin pertanyaan tersebut pernah terlintas di benak kamu ketika akan melakukan tes kemampuan bahasa Inggris tersebut. Perbandingan antara IELTS (International English Language Testing System) dan TOEFL (Test of English as a Foreign Language) sering menjadi topik diskusi di kalangan pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri. 

Kedua tes ini sama-sama dirancang untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris, namun dengan format dan penekanan yang berbeda. Sebagian orang berpendapat bahwa IELTS lebih menantang karena melibatkan penilaian lisan secara langsung, sementara yang lain merasa TOEFL lebih sulit karena berbasis komputer dan berfokus pada bahasa akademis. Untuk menentukan mana yang lebih sulit, penting untuk memahami perbedaan utama antara keduanya dan menyesuaikan pilihan dengan kemampuan serta preferensi individu.

Penjelasan Singkat IELTS dan TOEFL

Sebelum mengetahui perbedaan tingkat kesulitan antara IELTS dan TOEFL, ada baiknya jika kamu memahami keduanya lebih dulu. IELTS (International English Language Testing System) dan TOEFL (Test of English as a Foreign Language) adalah dua tes kemampuan bahasa Inggris yang umum digunakan di seluruh dunia untuk berbagai keperluan, termasuk studi, pekerjaan, dan imigrasi. Keduanya bertujuan mengukur keterampilan bahasa Inggris seseorang, tetapi memiliki beberapa perbedaan mendasar.

IELTS terdiri dari dua versi: Academic dan General Training. Versi Academic biasanya digunakan oleh mereka yang ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi, sedangkan General Training lebih sering digunakan untuk keperluan imigrasi atau pekerjaan. Tes ini terdiri dari empat bagian: Listening, Reading, Writing, dan Speaking, di mana bagian Speaking dilakukan secara langsung dengan penguji. Skor IELTS dinilai menggunakan skala band dari 1 hingga 9, dengan setiap band mencerminkan tingkat kemampuan bahasa Inggris/

Sementara itu, TOEFL memiliki format paling umum berbasis internet (iBT). Tes ini mengukur keterampilan Reading, Listening, Speaking, dan Writing dalam konteks bahasa Inggris akademik. Bagian Speaking dalam TOEFL dilakukan dengan berbicara ke komputer, yang berbeda dari IELTS yang dilakukan secara tatap muka. TOEFL seringkali lebih diterima di Amerika Utara, sedangkan IELTS diterima secara luas di negara-negara seperti Inggris, Australia, dan Kanada.

Untuk mempersiapkan diri menghadapi kedua tes ini, penting untuk memahami format masing-masing, berlatih dengan contoh soal, dan membiasakan diri dengan jenis pertanyaan yang akan dihadapi. Kedua tes ini memiliki tujuan yang sama, tetapi dengan pendekatan yang berbeda terhadap penilaian kemampuan bahasa Inggris.

Baca Juga: IELTS Writing Tips: Panduan dan Cara Belajar Paling Efektif

Mana yang Lebih Sulit, IELTS atau TOEFL?

Dalam membandingkan mana yang lebih sulit antara IELTS dan TOEFL, kedua tes ini memiliki tantangan tersendiri tergantung pada kemampuan serta preferensi individu. Nah, berikut ini penjelasannya agar lebih jelas.

Kesulitan pada Format Tes

Jika dilihat dari bagian formatnya, IELTS menggunakan berbagai jenis pertanyaan, termasuk pilihan ganda, jawaban singkat, hingga esai, sedangkan TOEFL lebih banyak mengandalkan pilihan ganda. Sesi listening dan reading pada TOEFL cenderung lebih fokus pada materi akademis dan berbasis pada teks atau wacana panjang, sedangkan IELTS menggunakan berbagai jenis teks, termasuk yang bersifat umum.

  • TOEFL terdiri dari empat bagian: Reading, Listening, Speaking, dan Writing. Tes ini sepenuhnya berbasis komputer, termasuk bagian Speaking yang direkam dan dinilai secara digital.
  • IELTS juga terdiri dari empat bagian: Listening, Reading, Writing, dan Speaking. Namun, pada bagian Speaking, IELTS menggunakan wawancara tatap muka dengan penguji. Hal ini memungkinkan interaksi langsung dan penilaian yang lebih natural.

TOEFL lebih menekankan penggunaan bahasa Inggris Amerika dan lebih sering menggunakan teks-teks akademis panjang pada bagian Reading. Bagian Listening pada TOEFL juga lebih panjang dan berfokus pada konteks akademik. Sebaliknya, IELTS lebih fleksibel karena menggunakan variasi bahasa Inggris dari berbagai negara (Britania Raya, Australia, Amerika), dan bagian Speaking yang interaktif memberikan pengalaman yang lebih dinamis.

Kesulitan format TOEFL sering kali muncul karena keterbatasan waktu untuk membaca teks yang panjang dan memproses jawaban, terutama di bagian Listening yang lebih padat. Di sisi lain, IELTS dianggap lebih menantang pada bagian Speaking karena dilakukan secara langsung dengan penguji.

Kesulitan pada Sesi Listening

Sesi listening pada tes IELTS dan TOEFL memiliki perbedaan struktur dan tingkat kesulitan yang khas. Pada IELTS, sesi listening terdiri dari empat bagian dengan total 40 pertanyaan yang mencakup dialog dan monolog dari situasi sehari-hari dan akademik. Durasi keseluruhan sesi ini adalah 30 menit. Peserta hanya mendengarkan rekaman satu kali, sehingga membutuhkan konsentrasi penuh untuk menjawab berbagai tipe pertanyaan, seperti pilihan ganda, melengkapi kalimat, atau mengisi formulir. Jawaban harus ditemukan secara berurutan mengikuti rekaman.

Sementara itu, sesi listening TOEFL iBT terdiri dari dua hingga empat percakapan akademik dan beberapa ceramah atau diskusi yang disertai pertanyaan. Durasi sesi ini berkisar antara 60 hingga 90 menit dengan jumlah pertanyaan sekitar 28-39. Setiap percakapan diikuti oleh lima hingga enam pertanyaan yang menilai kemampuan peserta dalam memahami ide utama, detail, implikasi, dan tujuan pembicara.

Tingkat kesulitan sesi listening pada kedua tes ini bervariasi. Pada IELTS, fokus pada berbagai jenis aksen bahasa Inggris, yang mungkin menjadi tantangan bagi peserta yang kurang familiar dengan aksen tertentu. 

Sedangkan untuk TOEFL lebih menekankan pada konteks akademis, yang menuntut pemahaman mendalam terhadap materi diskusi atau ceramah yang kompleks. Kedua tes membutuhkan kemampuan untuk mengikuti percakapan dan memahami konteks, namun TOEFL cenderung lebih menuntut dalam hal kecepatan pemrosesan informasi akademik.

Kesulitan pada Sesi Reading

Sesi reading pada tes IELTS dan TOEFL memiliki format dan jenis pertanyaan yang berbeda, yang mempengaruhi tingkat kesulitan dan cara peserta mengerjakan soal. Tes TOEFL terdiri dari tiga hingga lima teks bacaan yang diambil dari bahan akademik, dengan waktu pengerjaan sekitar 60 hingga 80 menit. 

Dalam sesi ini, semua pertanyaan berbentuk pilihan ganda. Peserta harus membaca teks dan menjawab pertanyaan yang menguji pemahaman mereka terhadap isi bacaan, informasi spesifik, serta inferensi yang bisa ditarik dari teks tersebut. Meskipun formatnya cukup langsung, tingkat kesulitan bisa meningkat tergantung pada kompleksitas teks yang dihadapi.

Sebaliknya, sesi reading pada IELTS (International English Language Testing System) mencakup tiga bagian dengan total waktu pengerjaan sekitar 60 menit. Teks bacaan diambil dari buku, artikel, dan dokumen resmi, dengan variasi jenis pertanyaan yang lebih beragam. Peserta tidak hanya dihadapkan pada pilihan ganda, tetapi juga dituntut untuk mengisi celah, menuliskan jawaban singkat, dan menjawab pertanyaan yang memerlukan penjelasan lebih.

Format ini menuntut peserta untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai konteks dan penggunaan bahasa dalam bacaan, sehingga bisa dikatakan bahwa sesi reading IELTS memiliki tingkat kesulitan yang lebih bervariasi

Secara umum, baik IELTS maupun TOEFL memiliki tingkat kesulitan yang relatif sebanding, namun cara pengujiannya yang berbeda bisa membuat satu lebih menantang bagi sebagian peserta dibandingkan yang lainnya. Peserta yang lebih nyaman dengan format pilihan ganda mungkin merasa lebih mudah mengerjakan TOEFL, sedangkan mereka yang lebih terbiasa dengan penggunaan bahasa Inggris dalam konteks yang lebih luas mungkin akan lebih siap untuk sesi reading IELTS.

Kesulitan pada Sesi Writing

Pada tes IELTS, sesi writing terdiri dari dua tugas. Tugas pertama (Task 1) mengharuskan peserta untuk menjelaskan data dalam bentuk grafik, diagram, atau tabel. Tugas kedua (Task 2) meminta peserta untuk menulis esai yang mengemukakan argumen terkait suatu topik, dengan panjang sekitar 250 kata.

Sementara itu, sesi writing pada TOEFL juga terdiri dari dua tugas. Tugas pertama adalah menulis esai berbasis bacaan dan materi audio, yang mengharuskan peserta menggabungkan informasi dari dua sumber tersebut. Tugas kedua adalah esai independen, yang lebih fokus pada argumen pribadi peserta tentang suatu topik. Panjang esai pada TOEFL umumnya lebih panjang, sekitar 300-350 kata.

Dari segi kesulitan, IELTS lebih menuntut peserta untuk mampu menganalisis visualisasi data (grafik atau tabel), sedangkan TOEFL lebih fokus pada kemampuan menyerap dan menganalisis informasi gabungan dari teks dan audio. Keduanya membutuhkan keterampilan argumentasi dan tata bahasa yang kuat, namun TOEFL cenderung lebih menekankan pada kemampuan analitis dan penyusunan respons berbasis teks. Kesulitan masing-masing tes tergantung pada kemampuan individu dalam aspek yang diuji.

Kesulitan pada Sesi Speaking

Sesi speaking di IELTS berlangsung dalam format wawancara langsung dengan seorang penguji. Sesi ini berdurasi sekitar 12 hingga 14 menit, terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, peserta akan diminta berbicara tentang dirinya sendiri. Kedua, peserta diberikan satu topik untuk dibahas lebih mendalam. Terakhir, penguji akan mengajukan pertanyaan yang lebih kompleks terkait topik tersebut untuk menilai kemampuan argumentasi dan pemikiran kritis peserta.

Sedangkan pada tes TOEFL iBT, sesi speaking dilakukan melalui komputer, di mana peserta harus memberikan respons verbal yang direkam dan dinilai oleh sistem. Sesi ini berlangsung sekitar 20 menit dan terdiri dari enam tugas. Tugas-tugas tersebut mencakup berbicara tentang topik yang familiar serta menjawab pertanyaan berdasarkan bahan tertulis atau audio yang disediakan​.

Secara umum, tingkat kesulitan sesi speaking IELTS sering dianggap lebih rendah oleh sebagian peserta karena formatnya yang interaktif dan memungkinkan refleksi lebih alami saat berbicara. Sebaliknya, TOEFL dinilai lebih teknis, terutama karena keterbatasan waktu dan format yang lebih kaku dalam menjawab.

Baca Juga: Tips Mengerjakan TOEFL dan Sistem Belajar yang Tepat

Keunggulan Dari Tes IELTS

Saat ini IELTS sudah banyak digunakan untuk berbagai macam keperluan, tidak hanya untuk kuliah di luar negeri saja, tetapi juga bisa digunakan mencari kerja di luar negeri. Nah, ada berbagai macam keunggulan dari tes IELTS, berikut ini beberapa diantaranya:

Tes Masuk Universitas di Luar Negeri, Terutama Negara Berbasis Commonwealth

Tes IELTS (International English Language Testing System) menjadi salah satu syarat utama bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke universitas di negara-negara berbasis Commonwealth, seperti Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Sebagai tes bahasa Inggris yang diakui secara global, IELTS mengevaluasi kemampuan berbahasa Inggris, yang penting untuk memahami perkuliahan yang menggunakan bahasa pengantar Inggris. Banyak universitas di negara-negara tersebut menerima IELTS sebagai bukti kemampuan bahasa, sehingga tes ini memudahkan proses penerimaan bagi pelajar internasional.

Dapat Digunakan untuk Keperluan Pekerjaan

Berikutnya, keuntungan menggunakan IELTS (International English Language Testing System) adalah penggunaannya yang luas untuk keperluan pekerjaan, terutama di negara-negara berbahasa Inggris seperti Inggris, Kanada, dan Australia. IELTS diakui oleh lebih dari 11.000 organisasi di seluruh dunia, termasuk perusahaan-perusahaan internasional, lembaga pemerintahan, dan institusi profesional. 

IELTS General Training, salah satu modul dari tes IELTS, dirancang khusus untuk keperluan pekerjaan dan imigrasi. Tes ini mengevaluasi kemampuan kandidat dalam konteks penggunaan bahasa Inggris sehari-hari dan profesional, yang relevan bagi mereka yang berencana bekerja di lingkungan internasional. Banyak visa kerja dan imigrasi juga mewajibkan skor IELTS sebagai syarat untuk melamar pekerjaan atau menetap di negara berbahasa Inggris​.

Dapat Digunakan untuk Proses Migrasi

Salah satu keuntungan utama dari tes IELTS adalah dapat digunakan sebagai syarat untuk proses migrasi ke berbagai negara, terutama negara-negara berbahasa Inggris seperti Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris. IELTS General Training sering kali digunakan oleh individu yang berencana untuk bekerja atau bermigrasi ke negara-negara tersebut, karena tes ini mengevaluasi kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan profesional.

Banyak negara menjadikan IELTS sebagai salah satu syarat utama untuk proses migrasi guna memastikan bahwa calon pendatang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang cukup baik untuk berintegrasi dan berkontribusi dalam masyarakat. Misalnya, Australia dan Kanada memiliki program migrasi berbasis keterampilan yang memerlukan sertifikat IELTS dengan skor tertentu untuk memastikan calon imigran dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan berbahasa Inggris.

Lebih Fleksibel dan Banyak Digunakan Berbagai Institusi

Keuntungan lain dari tes IELTS adalah fleksibilitasnya yang sangat tinggi dan penggunaannya yang luas di berbagai institusi, baik akademik maupun non-akademik. Tes ini tersedia dalam dua format, yaitu IELTS Academic dan IELTS General Training, yang memungkinkan peserta memilih jenis tes sesuai kebutuhan mereka, baik untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi maupun keperluan kerja atau migrasi.

IELTS sering kali menjadi pilihan utama karena diterima secara global oleh banyak universitas, organisasi profesional, dan pemerintah untuk keperluan imigrasi. Hal ini menjadikannya lebih fleksibel dibandingkan tes lain seperti TOEFL yang lebih terfokus pada lingkungan akademik. IELTS diakui oleh lebih dari 11.000 organisasi di seluruh dunia, termasuk universitas-universitas ternama di negara-negara berbahasa Inggris, lembaga imigrasi di Australia, Kanada, dan Inggris, serta berbagai perusahaan multinasional. 

Baca Juga: Pilihan Kursus IELTS Terbaik di Jakarta

Keunggulan dari Tes TOEFL

Selain IELTS, TOEFL juga bisa menjadi pilihan. Jenis tes bahasa Inggris yang satu ini juga memberikan banyak keuntungan bagi penggunannya, misalnya seperti berikut:

Tes Masuk Perguruan Tinggi, Khususnya Amerika Serikat dan Kanada

Keuntungan pertama dari mengikuti tes TOEFL adalah dapat digunakan sebagai persyaratan masuk perguruan tinggi, terutama di Amerika Serikat dan Kanada. TOEFL iBT (Internet-Based Test) menjadi pilihan utama bagi universitas di kedua negara tersebut, baik untuk program sarjana (S1) maupun pascasarjana (S2 dan S3). Sebagian besar universitas ternama, seperti Harvard University, menerima skor TOEFL sebagai standar penilaian kemampuan berbahasa Inggris calon mahasiswa internasional. 

Tes ini mengukur kemampuan peserta dalam empat keterampilan: membaca, mendengar, berbicara, dan menulis, yang sangat penting untuk mengikuti perkuliahan dalam bahasa Inggris di tingkat akademik tinggi.Selain itu, TOEFL juga digunakan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan beasiswa dan visa pelajar di berbagai negara. Kemampuan bahasa Inggris yang diukur melalui TOEFL dianggap sebagai indikator penting apakah seseorang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akademik di luar negeri, khususnya di negara-negara berbahasa Inggris.

Untuk Melamar Pekerjaan

Tes TOEFL juga dapat digunakan untuk melamar pekerjaan di luar negeri. Kemampuan berbahasa Inggris menjadi keterampilan yang sangat dihargai di dunia kerja global, sehingga skor TOEFL seringkali dijadikan indikator kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris. Beberapa perusahaan, khususnya yang berorientasi internasional, menetapkan syarat minimal skor TOEFL sebagai bagian dari kualifikasi untuk posisi tertentu. Hal ini berlaku terutama bagi perusahaan yang sering berinteraksi dengan klien atau rekan kerja dari luar negeri.

Selain itu, TOEFL juga membuktikan bahwa pelamar mampu berkomunikasi secara efektif, baik dalam situasi formal maupun informal, yang merupakan kunci dalam lingkungan kerja profesional. Jenis TOEFL yang umum digunakan untuk melamar pekerjaan di Indonesia adalah TOEFL Institutional Testing Program (ITP), meskipun hasil tes ini tidak diakui secara internasional​.

Syarat Untuk Memperoleh Beasiswa

TOEFL seringkali menjadi prasyarat penting yang menunjukkan kemampuan bahasa Inggris seseorang, yang diperlukan untuk beradaptasi dalam lingkungan akademis internasional. Beasiswa yang didanai oleh pemerintah, universitas, atau organisasi swasta, seperti program beasiswa LPDP di Indonesia, biasanya mensyaratkan skor TOEFL tertentu untuk memastikan bahwa penerima beasiswa dapat mengikuti perkuliahan, membaca literatur akademik, dan berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Inggris.

Dalam konteks internasional, banyak program beasiswa global, seperti Fulbright, Chevening, dan Erasmus Mundus, juga mengharuskan sertifikat TOEFL sebagai bagian dari aplikasi. Hasil tes TOEFL tidak hanya menjadi indikator kemampuan berbahasa, tetapi juga meningkatkan daya saing pelamar dalam seleksi beasiswa, karena ini menunjukkan kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan studi di luar negeri.

Baca Juga: Tips Mengerjakan TOEFL dan Sistem Belajar yang Tepat

Mana yang Cocok Untukmu?

Ketika memilih antara IELTS dan TOEFL, penting untuk memahami karakteristik masing-masing tes agar dapat menentukan mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kamu. Kedua tes ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mengukur kemampuan bahasa Inggris, namun terdapat beberapa perbedaan yang signifikan dalam format dan jenis evaluasi.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dengan baik dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan kamu, misalnya seperti berikut:

  • Pemahaman terhadap format dan durasi tes
  • Penilaian
  • Pilihan universitas di luar negeri (jika digunakan sebagai syarat kuliah di luar negeri)
  • Waktu dan anggaran.

Dalam menentukan mana yang cocok untuk kamu, pertimbangkan fokus akademis, kenyamanan dalam jenis evaluasi (tatap muka vs. komputer), serta persyaratan institusi. Tidak ada jawaban mutlak tentang mana yang lebih baik; kedua tes memiliki keunggulan masing-masing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. Kamu juga bisa melakukan tes simulasi untuk merasakan format dan gaya masing-masing tes sebelum membuat keputusan​

Persiapkan TOEFL dan IELTS di ICAN English

Jika kamu masih merasa bingung untuk memilih tes IELTS atau TOEFL, Maka konsultasikan langsung dengan lembaga kursus bahasa Inggris profesional seperti ICAN English yang akan membantu menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kamu melakukan tes kemampuan bahasa Inggris.

ICAN English adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menawarkan berbagai program dan layanan terbaik untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka. Dengan berbagai pilihan kelas, seperti General English, Business English, Kelas Persiapan IELTS dan TOEFL iBT Preparation, ICAN English memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan kamu.

Salah satu nilai tambah ICAN English adalah kemitraan dengan IDP untuk penyelenggaraan tes IELTS resmi, sehingga siswa dapat langsung mengukur kemampuan mereka setelah mengikuti kursus. Selain itu, metode pengajaran yang menyenangkan dan fokus pada praktik komunikasi sehari-hari menjadikan proses belajar tidak membosankan, meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menggunakan bahasa Inggris. Dengan semua layanan ini, ICAN English menjadi pilihan tepat bagi siapa pun yang ingin menguasai bahasa Inggris secara efektif dan menyenangkan​.

Program Cicilan Bank Permata
Program Cicilan Bank BCA
Cicilan-0%-Permata
Cicilan-0%-BCA

Form Konsultasi

Lengkapi Formulir berikut untuk memulai Konsultasi Gratis dengan tim ICAN English.

Form Konsultasi - Artikel