Dalam percakapan sehari-hari, terkadang kamu ingin membicarakan situasi yang tidak realistis atau hipotetis. Misalnya, ketika kamu mengungkapkan keinginan atau penyesalan. Atau, ketika kamu ingin memberikan saran dengan cara yang sopan. Untuk mengungkapkan semua itu, kamu bisa menggunakan type 2 conditional sentence.
Second conditional sentence adalah jenis kalimat yang digunakan untuk menggambarkan situasi hipotetis yang tidak mungkin terjadi di masa sekarang atau masa depan. Conditional sentence ini juga dapat mencerminkan cara berpikir. Memahami dan menggunakannya dengan benar membantu menavigasi interaksi sosial dan memahami penutur asli dengan lebih baik.
Topik Pembahasan
Belajar Second Conditional Sentence
Memahami penggunaan type 2 conditional sentence berguna dalam komunikasi sehari-hari, termasuk untuk tuntutan profesionalitas kerja. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang penggunaan jenis kalimat tersebut, mulai dari struktur hingga contohnya.
Struktur
Struktur conditional sentence tipe 2 mencakup ‘if-clause’ yang menyajikan kondisi hipotetis menggunakan past simple tense, dan ‘main Clause’ yang menunjukkan hasil hipotetis menggunakan modal verb (seperti ‘would’, ‘could’), atau ‘might’) ditambah bentuk dasar kata kerja.
Jadi, strukturnya adalah berikut: [If clause] + [main clause]: [If + past simple tense] + [Modals (would/could/should) + base form of verb]
- If I had a bigger apartment, I could host more parties.
- If she were a professional chef, she would open her own restaurant.
Dengan menguasai struktur ini, melibatkan penggunaan “if” diikuti oleh past simple, dan “would” di klausa utama, kamu dapat mengungkapkan harapan, keinginan, atau skenario imajiner. Penjelasan ini tidak hanya memperkaya kemampuan berbahasa dan komunikasi, tetapi juga meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara lebih kreatif dan fleksibel.
Tanda Baca/ Punctuation
Jika klausa if berada di awal kalimat, maka harus diikuti koma (,).
If I had a car, I could drive to work.
Namun jika kalimat diawali dengan klausa utama, maka tidak perlu ada tanda koma di antara kedua klausa tersebut.
We could adopt a pet if we had a bigger apartment.
Tanpa penggunaan tanda baca yang benar, kalimat dapat menjadi membingungkan atau salah ditafsirkan, sehingga mengurangi efektivitas pesan yang ingin disampaikan. Dengan memahami dan menerapkan tanda baca dengan benar, seseorang dapat memastikan bahwa argumen atau pernyataan yang dibuat dalam conditional sentence tipe 2 tersampaikan dengan jelas dan profesional.
Verb Tenses
Klausa if pada conditional sentence jenis ini selalu berbentuk past simple tense. Dalam hal ini, past tense tidak menunjukkan waktu lampau. Sebaliknya, untuk menunjukkan jarak dari kenyataan.
- If I had a better camera, I would take more photos. (Penjelasan: Kemungkinan besar pembicara tidak memiliki kamera yang lebih baik, tetapi jika memilikinya, pasti akan mengambil lebih banyak foto.)
- If I had a better camera, I might take more photos. (Penjelasan: Meskipun pembicara memiliki kamera yang lebih baik, belum tentu akan mengambil lebih banyak foto.)
- If I had a better camera, I could take more photos. (Penjelasan: Jika pembicara memiliki kamera yang lebih baik, ada kemungkinan mengambil lebih banyak foto.)
Conditional tenses digunakan pada klausa utama kalimat conditional. Kata kerja modal seperti could, would, should dan might adalah contoh dari kata kerja conditional. Masing-masing modals ini menunjukkan arti tertentu, seperti penjelasan yang ada pada setiap contoh kalimat di atas.
Conditional 2: Kata Kerja ‘To Be’
Dalam sebagian besar konteks, bentuk lampau dari kata kerja ‘to be’ dikonjugasikan dalam dua bentuk: Was and Were.
Namun, dalam kondisi conditional sentence type 2, bentuk lampau dari ‘be’ untuk semua orang dan angka adalah ‘were’.
Indicative mood | Second conditional | |
I/He/She/It | was | were |
You/We/They | were | were |
Baca Juga: Rumus Conditional Sentence Type 2 dan Pola Kalimat
First Vs Second Conditionals
Perbedaan utama antara conditional sentence type 1 dan 2 adalah tingkat kemungkinan atau probabilitas peristiwa atau situasi yang dijelaskan. Conditional sentence type 1 digunakan untuk menggambarkan kemungkinan peristiwa atau situasi di masa depan yang mungkin terjadi, dengan kondisi tertentu. Jenis ini sering digunakan untuk membuat rencana, prediksi, atau peringatan.
Type 2 conditional sentence digunakan untuk menggambarkan situasi tidak mungkin, hipotetis, atau tidak terjadi di masa kini atau masa depan. Jenis ini digunakan untuk mengungkapkan keinginan atau memberikan saran tidak langsung. Selain itu, conditional pertama pada klausa if biasanya berbentuk present simple tense. Klausa utama dibentuk dengan modal verb (seperti ‘will’, ‘should’, ‘can’) ditambah kata dasar bentuk verbanya.
Conditional sentence type 2 klausa if dibentuk dengan past simple tense. Klausa utama dibentuk dengan modal verb (seperti ‘would’, ‘could’, atau ‘might’) ditambah dengan bentuk dasar kata kerja.
- If I became a president, I would support free education. (Kalimat ini merupakan conditional sentence type 2. Situasi ini hanya khayalan atau tidak mungkin terjadi.
- If I become a president, I will support free education. (Kalimat ini merupakan conditional sentence type 1. Situasi ini memungkinkan untuk terjadi.)
Perhatikan bahwa ‘become’ dan ‘became’ pada kedua kalimat mengacu pada masa kini atau masa depan. Simple past tense di sini tidak menunjukkan suatu waktu di masa lampau. type 2 conditional sentence.
Mau belajar lebih dalam tentang conditional sentence dan materi penting lainnya dalam Bahasa Inggris? Buat kamu lebih jago dalam Bahasa Inggris, paham rumus, dan mahir berkomunikasi secara spontan, di ICAN English! Ikuti berbagai pilihan kursus Bahasa Inggris yang membuat kamu bisa berkomunikasi lebih percaya diri!